Selasa, 09 November 2010

Mempromosikan Produk Bagi Suatu Oraginisasi

Tema : Mempromosikan Produk
Judul : Mempromosikan Produk Bagi Suatu Oraginisasi

Nama : Febriyanti
Npm/kls : 10208497/3EA03

Mempromosikan produk bagi suatu organisasi adalah sepenuhnya pikiran boggling tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan komunikasi untuk diferensiasi produk. Organisasi menggunakan channel periklanan berbeda untuk menyebarkan pesan dan berkomunikasi menawarkan mereka. Ada TV, radio, cetak, dan internet untuk membantu mereka posisi merek dan produk mereka di pasar. Diferensiasi mengacu pada organisasi seni dan pendekatan dramatis menggunakan media iklan yang berbeda untuk membuat produk mereka berdiri di antara pesaing. pendekatan dasar untuk diferensiasi produk public relations, manajemen reputasi, komunikasi pemasaran, dan branding.

Komunikasikan apa organisasi Anda dan produk Anda singkatan termasuk nilai-nilai inti. Membentuk identitas unik kebutuhan riset pasar, yang meliputi pembentukan citra dan reputasi perusahaan yang berada di luar karakteristik produk. Produk dan jasa berubah dengan cepat sebagai perilaku konsumen dan perubahan preferensi juga. Cara terbaik untuk mempromosikan produk Anda adalah untuk membangun nama merek pertama Anda. Promosikan produk anda di bawah nama merek atau citra perusahaan. Dengan cara ini Anda membuat kesan yang abadi dan membuat orang menerima produk anda memperkenalkan dengan nama merek. Anda dapat dengan mudah posisi perusahaan Anda jika Anda membangun nama merek Anda terlebih dahulu.

Bagaimana Anda mempromosikan produk Anda?

Ada tiga aturan sederhana dalam mempromosikan produk Anda:

o Kenali layanan Anda dan produk baik
o Identifikasi dan menentukan target pasar Anda
o Membuat Spreadsheet Excel dari situs ini ceruk pasar yang digunakan untuk hang out

Mereka sangat sederhana namun mengambil waktu untuk mengetahui tentang karakteristik dan perilaku pembelian dari segmen pasar Anda. Buat website Anda dan kemudian membuat iklan Anda. Berikut adalah contoh bagaimana sebuah iklan akan terlihat seperti. Perhatikan header dan desain iklan. Klik dan melihat desain situs web. Layout dan desain, mereka adalah cara terbaik untuk mendapatkan melalui pasar Anda.

Sumber: http://Ezinearticles.com

Membeli Suatu Produk Berdasarkan Tingkat Keterlibatan Pembelian dan Tingkat Perbedaan Di antara MerkMembeli Suatu Produk Berdasarkan Tingkat Keterliba

Tema : Jenis-jenis Situasi Konsumen
Judul : Membeli Suatu Produk Berdasarkan Tingkat Keterlibatan Pembelian dan Tingkat Perbedaan Di antara Merk

Nama : Febriyanti
Npm/kls : 10208497/3EA03


Perilaku pembelian konsumen berbeda di antara produk pasta gigi, raket tennis, kamera yang mahal dan mobil baru. Keputusan yang lebih rumit biasanya melibatkan banyak pelaku dan lebih banyak kesadaran pembeli. Jenis-jenis situasi konsumen ketika membeli suatu produk berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek, yaitu :

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen berada dalam perilaku pembelian yang kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang signifikan mengenai perbedaan di antara merek. Konsumen mungkin akan terlibat secara mendalam ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli dan menunjukkan ekspresi diri.

Pembeli produk tersebut akan melalui proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenal produk, kemudian sikap, dan kemudian melakukan pilihan pembelian dengan penuh pertimbangan. Pemasar produk-produk dengan tingkat keterlibatan tinggi harus memahami perilaku konsumen dalam pemilihan informasi
dan evaluasi. Mereka perlu membantu pembeli untuk mempelajari atribut-atribut kelas produk dan tingkat kepentingannya serta apa yang ditawarkan oleh merek itu dalam memberikan nilai pada atribut yang
penting. Pemasar perlu mempelajari cara membedakan fitur-fitur mereknya, dan mendeskripsikan manfaat mereknya dengan menggunakan media cetak dengan teks yang panjang. Mereka harus memotivasi pramuniaga dan kenalan untuk mempengaruhi pemilihan merek akhir.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonasi

Perilaku pembelian pengurangan disonasi terjadi ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak sering atau beresiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek.

Contoh, konsumen yang membeli karpet, mempunyai keterlibatan yang tinggi karena mahalnya dan arena ekspresi diri. Akan tetapi, pembeli mungkin menganggap kebanyakan merek karpet dalam kisaran harga yang sama mempunyai kualitas yang sama. Dalam kasus itu, karena persepsi mengenai perbadaan merek tidak terlalu
besar, pembeli mungkin berkeliling berbagai toko untuk melihat barang apa saja yang tersedia, namun membeli secara relatif cepat. Pembeli mungkin akan menanggapi itu pada harga yang lebih baik atau kepada
kemudahan pembelian.

Setelah pembelian, konsumen akan mengalami disonasi setelah pembelian (post purchase dissonance) ketika mereka menyadari kekurangan tertentu dari karpet yang telah dibeli atau mendengar hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk mengatasi disonasi tersebut, komunikasi, pasca penjualan dari pemasar
sebaiknya memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen agar merasa tepat dan merasa nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam kondisi di mana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar merek. Contoh, garam. Konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah dalam kategori produk itu mereka hanya pergi ke toko kemudian mengambil satu merek. Jika mencari merek yang sama, itu hanya karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap merek tertentu. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah terhadap produk yang harganya rendah dan yang secara teratur dikonsumsi.

Dalam kasus tersebut, perilaku pembelian konsumen tidak melalui jalur keyakinan-sikap-perilaku yang biasa. Konsumen tidak mencari secara luas informasi merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan memutuskan secara serius merek apa yang akan dibeli. Mereka secara pasif menerima informasi pada saat melihat televisi
atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan terhadap suatu merek (brand familiarity) bukannya keyakinan merek (brand convicition). Konsumen tidak membangun sikap yang kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena merek itu dikenal. Karena mereka tidak terlibat secara kuat dengan produk tersebut, konsumen tidak mengevaluasi pilihan setelah pembelian. Oleh karena itu, proses pembelian tersebut melibatkan keyakinan merek yang dibentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian yang diikuti atau tidak diikuti oleh evaluasi.

Karena pembeli tidak terlalu tergantung pada merek tertentu, pemasar produk dengan keterlibatan rendah dan perbedaan antar merek yang sedikit terkadang menggunakan harga dan penjualan promosi untuk mendorong percobaan suatu produk. Dalam mengiklankan produk dengan mendorong keterlibatan rendah, iklan harus menekankan hanya pada sedikit hal yang penting tertentu.

.

Pemasar bisa berusaha mengubah produk keterlibatan rendah menjadi produk keterlibatan produk dengan menghubungkan produk tersebut dengan isu-isu terkait. Procter & Gamble melakukan ketika diamenghubungakn pasta gigi Crest dengan penghindaran gigi berlubang.

Atau produk dapat dihubungkan dengan sejumlah kondisi pribadi. Nestle melakukannya dengan serangkaian iklan untuk kopi Taster’s Choice, setiap iklannya menggunakan episode mirip opera sabun yang berisi tentang dua orang tetangga yang terlibat asmara. Hasil terbaiknya adalah strategi itu dapat menaikkan keterlibatan konsumen dari tingkat rendah menjadi sedang. Akan tetapi, strategi itu cenderung tidak mendorong konsumen ke keterlibatan tinggi.

4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi

Konsumen berada pada perilaku pembelian pencarian variasi dalam situasi ketika konsumen mempunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus seperti itu, konsumen seringkali beralih merek.

Contoh, pada saat membeli kue, seorang konsumen terkadang memiliki sejumlah keyakinan, memilih kue tanpa banyak evaluasi, kemudian mengevaluasi merek tersebut pada saat pengkonsumsian. Tetapi lain kali, konsumen mungkin akan mengambil merek lain yang setara karena kebosanan atau semata-mata ingin mencoba sesuatu
yang berbeda. Penggantian merek terjadi karena variasi semata-mata dan bukan karena ketidakpuasan.

Pada produk kategori tersebut, strategi pemasaran akan berbeda bagi pemimpin pasar atau merek minoritas. Pemimpin pasar akan mencoba merangsang perilaku pembelian kebiasaan dengan menggunakan rak secara luas, mempertahankan rak penuh dengan produknya, dan menjalankan iklan berkala untuk mengingatkan.
Perusahaan pesaing akan merangsang pencarian variasi dengan menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang memperlihatkan berbagai alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

Sumber: 1. Marketing Management

2 .http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis Situasi Konsumen


Sabtu, 06 November 2010

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM MINERAL DI KOTAMADYA SURABAYA

Tema : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Judul : ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM MINERAL DI KOTAMADYA SURABAYA

Nama : Febriyanti
Npm/kls : 10208497/3EA03

Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah telah berusaha, bebas polusi, tetapi kenyataanya sampai saat ini banyak dijumpai air ledeng yang keruh karena masih banyak perusahaan membuang limbahnya ke sungai tanpa proses dahulu.
Melihat kondisi ini, banyak perusahaan yang berusaha memanfaatkan peluang untuk memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dan menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk seperti Aqua, 2Tang, Total, Ades dan sebagainya. Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Di samping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih produk. Untuk itu produsen bersaing dan memrlukan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk.
Menurut Essael (1987:1) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
  1. Fungsi individual konsumen yang meliputi pendidikan dan pnghasilan konsumen.
  2. Pengaruh lingkungan.
  3. Strategi pemasaran, merupakan variabel yang dapat di kontrol oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabel ini adalah produk, harga, distribusi, dan promosi.
Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputi pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat di jangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisis faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral di Kotamadya Surabaya agar dapat memperhatikan eksistensinya, maka dipandang perlu di adakan penelitian.

Sumber : Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini dan Muryani